STUNTING PADA ANAK: BAGAIMANA MENCEGAHNYA?

Administrator 23 Jun 2021 259x Share
img-berita

Oleh dr. FAJAR HENDRA PERDANA M.Sc, Sp.A.

 

 

Pendahuluan

 

          Stunting / perawakan pendek merupakan petanda malnutrisi kronik. Definisi stunting adalah ukuran tinggi ,menurut umur kurang dari yang normal. Data Rikesdas 2013 menunjukkan 37.2% balita Indonesia mengalami stunting. Tingginya prevalens stunting di suatu negara merupakan bencana sosial, kegagalan membangun masyarakat .

 

          Seribu hari pertama kehidupan memang merupakan periode yang penting dalam tumbuh kembang anak. Sejak konsepsi sampai dua tahun pertama kehidupan banyak tantangan menghadang tumbuh kembang anak. Prematuritas, asupan gizi yang tidak adekuat dan infeksi berulang akan tentukan menganggu tumbuh kembang anak. Tentu saja, beberpa faktor lain sperti kemiskinan, lingkungan hidup, pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan, kepadatan penduduk, stabilitas politik  dan urbanisasi mempegaruhi kejadian stunting.

 

ETIOLOGI STUNTING

 

          Studi epidemiologis di beberapa negara berkembang di dunia menunjukkan bahwa penyebab stunting adalah menyusui yang tidak optimal, makanan pendamping ASI yang tidak adekuat, infeksi berulang seperti diare,ISPA. Penelitian di daerah rural membuktikan makanan pendamping buatan rumah tangga ternyata tidak mencapai rekomendasi yang dianjurkan. Defisiensi mikronutrien seperti Zn, Fe, iodium, Vitamin A dan D pun masih tinggi. Status ibu seperti anemia, hipertensi, malnutrisi, eklampsia, dan kelahiran prematur juga masih memprihatinkan.

 

          Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa penyebab stunting di Indonesia sesuai dengan yang terjadi di negara berkembang lain di dunia

 

DIARE SEBAGAI PENYEBAB STUNTING

 

`        Berikut akan diambil contoh diare sebagai penyebab stunting. Diare merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia karena morbiditas dan mortalitas nya yang masih tinggi. Diare merupakan salah satu penyebab stunting yang penting di negara berkembang. Penelitian yang menganalisis data dari berbagai negara berkembang menyimpulkan bahwa semakin tinggi kejadian diare sebelum usia 2 tahun. Semakin tinggi stunting pada usia 2 tahun.

 

          Diperkirakan sekitar Enam puluh juta kasus diare akut terjadi setiap tahunnya pada balita di Indonesia. Sembilan juta diantaranya akan berkembang menjadi diare persisten dengan akibat terjadinya malnutrisi kronis/stunting. Kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan merupakan penyebab melanjutnya diare akut menjadi diare persisten. Faktor risiko terjadinya diare persisten usia kurang dari 18 bulan, gizi kurang, riwayat diare berulang dan anemia defisiensi besi.

 

          Diare akut terutama disebabkan oleh virus. Rotavirus merupakan penyebab 60 persen kasus diare akut di indonesia. Virus memasuki sel usus dan bereplikasi menyebabkan kerusakan mukosa usus. Infeksi rotavirus pada keadaan malnutrisi akan mempengaruhi kerusakan mukosa usus.

 

          Kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan lapisan usus. Kerusakan usus akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim usus yang akan menggangu penyerapan gula dan susu. Kerusakan usus ini akan menurunkan produksi hormon yang akan menyebabkan gangguan fungsi pankreas dengan akibat gangguan pencernaan karbohidrat, lemak dan protein. Kerusakan mukosa usus juga akan menyebabkan gangguan permeabilitas usus dengan akibat terjadinya kebocoran protein, protein dalam darah akan bocor ke usus dana dikeluarkan melalui tinja. Gangguan permeabilitas ini akan memudahkan terjadinya translokasi bakteri dan menyebabkan sepsis. Jadi, kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan akibat diare akan menyabakan malnutrisi kronik/ stunting.

 

APA YANG DAPAT DILAKUKAN?

 

          Setelah bahasan diatas, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi stunting pada anak, yaitu;

  1. Masyarakat diikutsertakan dalam upaya promosi ASI eksklusif
  2. Masyarakat diajarkan membuat MPASI dari bahan lokal tetapi memenuhi persyaratan gizi bayi
  3. Masyarakat diajarkan tentang pentingnya suplemen multivitamin dan mikronutrien; misal apada bayi mulai usia 3 bulan diberikan suplementasi besi untuk mencegah anemia.
  4. Obati diare pada anak segera, minimal dengan pemberian oralit dan makanan
  5. Anak malnutrisi memerlukan dukungan nutrisi yang adekuat dengan berkonsultasi pada puskesmas
  6. Pantau tumbuh kembang anak secara berkala dengan mengunjungi posyandu, sehingga gangguan pertumbuhan dapat diketahui lebih dini.

 

 

KESIMPULAN

 

          Stunting pada anak merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia dan harus dicegah karena akan menurunkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Diare yg berulang dan berlanjut menjadi diare persisten merupakan salah satu penyebab stunting. Perlu dilakukan upaya untuk mencegah diare persisten dan malnutrisi. Memantau tumbuh kembang anak secara berkala harus dilakukan untuk mengetahui secara dini gangguan pertumbuhan dan stunting.

Berita Populer

MENGENAL BEYOND USE DATE (BUD) (Batas wak..

by Administrator | 24 Jun 2021

DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK

by Administrator | 23 Jul 2020

BAGAIMANAKAH NUTRISI ANAK BERKEBUTUHAN KH..

by Administrator | 26 Aug 2020

THERMAL TRAUMA

by Administrator | 14 Nov 2020

Direktur RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Bu..

by Administrator | 29 Feb 2024

RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Terima Pen..

by Administrator | 26 Sep 2023