(Endarwati Diah Kusumaningsih, Amd.Gz)
Ahli Gizi RSUD Mardi Waluyo Blitar
Generasi muda memiliki peranan penting untuk melanjutkan pembangunan dan perkembangan bangsa. Remaja yang sehat merupakan investasi masa depan bangsa. Menurut PERMANKES RI No. 25 tahun 2014, Remaja adalah penduduk rentang usia 10 – 18 tahun. Untuk itu kesehatan dan status gizi remaja harus dipersiapkan sejak dini guna menghasilkan generasi penerus yang bangsa yang produktif, kreatif dan berdaya saing.
Anemia adalah Kondisi tubuh dimana kadar haemoglobin (sel darah merah) dalam darah lebih rendah dari kadar normal didalam tubuh. Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2018, Prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %.
Kadar normal zat besi di dalam darah berbeda-beda sesuai usia :
Pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai pertumbuhan secara maksimal. Seperti halnya zat gizi makro seperti karbohidrat protein, kebutuhan zat besi pada remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 13 mg/hr dan perempuan 14 - 26 mg/hr.
Gejala anemia secara umum 5 L (Lemah, Letih, Lesu, Lunglai, Lelah) dan akan mengalami pusing, berkunang-kunang, sering mengantuk, sulit berkonsentrasi. Pada kasus lebih berat anemia dapat menimbulkan gejala sesak napas.
Penyebab anemia pada remaja antara lain :
Sayangnya gejala anemia pada remaja sering tidak disadari oleh para remaja. Padahal dampak anemia yang tidak teratasi dapat menyebabkan :
Cara menanggulangi anemia pada remaja
Sumber zat besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, ikan, telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah zat besi, perlu diperhatikan kualitas zat besi (nilai biologik) di dalam makanan dimana semakin tinggi nilai biologic semakin tinggi daya serap zat besi di dalam tubuh. Zat besi di dalam daging, ayam, ikan mempunyai nilai biologic tinggi, serealia dan kacang-kacangan bernilai biologic sedang, sebagian besar sayuran bernilai biologik rendah.
Makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi berasal dari protein nabati dan hewani, sayur berwarna hijau dan buah buahan berwarna
Makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi yaitu makanan yang mengandung asam fitat, asam oksalat dan tannin yang terdapat pada teh, coklat, kacang tanah, coklat. Suplemen kalsium dosis tinggi menghambat penyerapan zat besi.
Penggunaan obat-obatan yang bersifat basa seperti antacid menghalangi penyerapan zat besi
Berita Populer
by Administrator | 24 Jun 2021
by Administrator | 23 Jul 2020
by Administrator | 26 Aug 2020
by Administrator | 14 Nov 2020
by Administrator | 29 Feb 2024
by Administrator | 26 Sep 2023