Oleh dr ROFIKA HANIFA Sp.PD
Apa itu dispepsia? Dispepsia itu rasa tidak nyaman seperti terasa penuh, kembung, dan mual di perut bagian atas. Seringnya terjadi setelah makan atau minum meskipun bisa juga terjadi kapan saja. Jika terjadi 1x itu masih wajar, tetapi jika berkali-kali, harus waspada. Dispepsia ini bukan satu jenis penyakit khusus, tapi hanya merupakan kumpulan gejala dari berbagai jenis penyakit yang memberikan tidak nyaman pada daerah perut.
Apa saja gejala/tanda-tanda jika seseorang terkena dispepsia?
1. Sakit pada perut
2. Rasa terbakar pada bagian kerongkongan, lambung, atau usus
3. Cepat kenyang ketika makan
4. Rasa penuh pada perut
5. Mual muntah
6. Banyak gas di tubuh sehingga sering bersendawa atau kentut
Ada 2 jenis dispepsia, Dispepsia Fungsional dan Dispepsia Organik
Apa saja penyebab Dispepsia Organik ini?
Kelemahan sfingter/ klep esofagus. Biasanya akibat sering mengkonsumsi kafein, rokok dan alkohol. Kegemukan, wanita hamil juga beresiko mengalami GERD ini. Gejalanya seperti mual, rasa panas terbakar di dada, nyeri ulu hati, sampai vertigo.
Gastritis atau peradangan dinding lambung, berbeda dengan maag. Gejalanya meliputi kembung, mual, nyeri ulu hati, muntah, rasa terbakar di tenggorokan, dan bila memberat bisa sampai BAB berwana hitam serta muntah darah.
Disebabkan karena sering minum jamu-jamuan sehingga dinding lambung dan usus dua belas jarinya terkikis. Gejalanya biasanya mual, kembung, sebah, nyeri ulu hati ketika perut penuh makanan, BAB hitam, atau muntah darah.
Biasanya pasien mengalami nyeri perut kanan atas tembus punggung, mual, sebah, mata kuning, BAK seperti teh atau BAB seperti dempul.
Jika usianya lebih dari 40 tahun dan obesitas, kemungkinan terkena batu empedu lebih tinggi.
Gejalanya seperti nyeri ulu hati, demam, mual, BAB bau dan berminyak.
Jika seseorang mengira dirinya terkena maag dan mengkonsumsi obat-obat maag tanpa petunjuk dokter padahal ada kelainan seperti yg disebutkan di atas, malah bisa tambah parah. Makanya, pasien harus konsultasi ke dokter untuk menentukan penyakitnya dan jika diperlukan dokter akan melakukan tindakan diagnostik seperti endoskopi, USG perut/ abdomen, CT scan dan ERCP sebagai tindakan lanjutan.
Tips-tips untuk menghindari atau mengatur dispepsia:
Berita Populer
by Administrator | 24 Jun 2021
by Administrator | 23 Jul 2020
by Administrator | 26 Aug 2020
by Administrator | 14 Nov 2020
by Administrator | 29 Feb 2024
by Administrator | 26 Sep 2023