BERBAGAI ISU TENTANG MATA MINUS
dr. MUHDAHANI, Sp.M
RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
- Seringkali orang mengeluhbegini: “dok, mata saya minus 5”. Benarkah ada “mata minus lima”? Mari kita cermati, kata demi kata: “mata”, “minus” dan “lima”. Apakah “mata”? Mata adalah indra penglihatan, dan kita semua sudah tahu itu. Apa arti “minus”? “Minus” artinya kurang, berkurang, dikurangi dan seterusnya. Sedangkan “lima” adalah bilangan, atau bisa berarti angka. Jadi, mata minus 5, berarti: matanya berkurang 5, atau matanyadikurangi lima? Padahal mata kita hanya 2, bagaimana mungkin dikurangi 5? Dan padakenyataannya, orang yang mengatakan matanya minus 5, matanya tetap 2, tidak berkurang.
- Ada juga yang tetap mencoba bertahan, “minus” artinya kurang, maksudnya adalah, penglihatannya yang berkurang. Jika demikian, berarti mata plus bisa diartikan matanya lebih? (Karena plus itu lawan dari minus). Apanya yang lebih? Karena, kenyataannya, orang yang matanya plus, ternyata penglihatannya juga berkurang. Kenyataannya, mereka juga berkacamata, yang berarti penglihatannya terganggu. Jika penglihatan baik, untuk apa repot-repot berkacamata? Lalu, di mana letak “plus”nya?
- Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud “minus” maupun “plus” di sini? Istilah ini sebenarnya adalah lambing dari lensa. Kita mengenal lensa cembung dan lensa cekung. Nah, plus itu maksudnya adalah lensa cembung, sedangkan minus artinya lensa cekung. Tentu, inibukan sekadar lambang, tetap saja, plus dan minus ini bisa dihitung secara matematika. Misalnya, lensa cekung -1 (minus satu), jika disatukan dengan lensa cembung +1 (plus satu), akan menjadi 0 (nol). Minus satu ditambah plus satu, sama dengan nol. Nol di sini artinya, lensa tersebut kehilangan sifat lensanya, dia menjadi kaca biasa, bukan lensa. Sifat lensa itu, antara lain, mampu membiaskan sinar, yang selanjutnya mampu membentuk titik api atau fokus. Kaca biasa tidak akan mampu membentuk fokus.
- Ada juga yang mengeluh: “dok, mata saya sudah silinder”. Apakah yang dimaksud dengan silinder? Menurut pelajaran di SD dulu, silinder adalah bangun benda, atau bentukbenda. Kita pasti masih ingat berbagai bangun benda, misalnya balok, kubus, kerucut, prisma, bola, silinder dan sebagainya. Bisa membayangkan balok? Kubus? Bola? berarti, harusnya bisa membayangkan silinder. Silinder adalah bangun benda yang menyerupaitabung atau pipa. Lalu, apa hubungan silinder dengan mata? Tidak ada. Masa iya, matanya berbentuk tabung?
- Faktanya kan, ada istilah mata silinder? Sebenarnya, istilah “mata silinder” itu sangat tidak tepat, sama tidak tepatnya dengan “mata plus” dan “mata minus”. Singkatnya, plus, minus dan silinder itu adalah nama lensa (sering diartikan nama kacamata), bukan namagangguan mata.
- Apakah silinder itu lebih parah dari pada minus? Aneh ya, lensa kok bisa parah, kok seperti penyakit. Sebenarnya, lensa silinder itu juga ada yang silinder minus dan silinder plus. Akan tetapi, agar tidak membingungkan, kita anggap saja, hanya ada lensa silinder, minus dan plus. Begitu saja. Dalam hal ini, kita tidak bisa membandingkan tingkat keparahannya, apakah silinder lebih parah daripada minus. Mengapa? Karena, silinder dengan minus itu, 2 hal yang sangat berbeda. Bayangkan begini, lebih pandai mana : sarjana ekonomi atau sarjana hukum? Itu tidak bisa dibandingkan, karena merupakan 2 hal yang berbeda. Yang bisa dibandingkan adalah, minus 5 itu lebih parah daripada minus 3, karena keduanya sama-sama minus, sedangkan 5 lebih besar daripada 3.
- Jika demikian, istilah yang benar untuk mata minus itu apa? Mari kita gunakan Bahasa Indonesia dengan benar, pasti akan ditemukan jawabannya. Orang yang bermata minus, diartikan sebagai orang yang penglihatannya berkurang, atau melihat tidak jelas. Istilah apa yang tepat untuk “melihat tidak jelas”? Pasti bukan minus, juga bukan plus, karena, janganlupa, minus artinya kurang, sedangkan plus artinya lebih atau tambah. Istilah yang tepatuntuk “melihat tidak jelas” adalah rabun. Bukan kabur, karena kabur bisa berarti lari. Jadi, jika sulit melihat jauh, istilahnya adalah “rabun jauh”, sedangkan jika sulit melihatdekat, istilah yang tepat adalah “rabun dekat”. Jika tidak bisa melihat, namanya “buta”.
- Selanjutnya, mari kita gunakan istilah yang tepat ini: matanya rabun jauh, memakai kacamata minus. Atau, bisa juga, matanya rabun jauh, memakai kacamata silinder.
- Apakah rabun jauh atau rabun dekat bisa diobati? Pada dasarnya, yang bisa diobati adalah penyakit, misalnya, bintitan, flu, demam berdarah dan sebagainya. Kalau bukan penyakit, tentu saja tidak ada obatnya. Misalnya, orang tidak punya tangan, apa obatnya? Nah, rabun jauh mirip dengan itu, bukan penyakit. Jika tidak punya tangan, pakailah tangan pal su; jika rabun jauh, pakailahkacamata. Apakah dengan memakai tangan palsu, akantumbuh tangan baru? Tentu tidak. Demikian juga dengan rabun jauh, meskipun rajin berka camata, pada dasarnya dia tetap penderita rabun jauh.
- Apakah bisa dibantu dengan wortel atau vitamin A? Rabun jauh tidak ada hubungannyadengan vitamin A. Dan rabun jauh itu bukan karena kekurangan vitamin A. Penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan vitamin A adalah rabunsenja, atau rabun ayam, buta yam, buta senja. Pada penyakit ini, rabun hanya terjad iwaktu sore hari, pada saat yang lain (pagi, siang, malam) tidak rabun.
- Apakah kacamata harus dipakai terus menerus? Tidak. Kacamata bukan obat, hanya alatbantu, pakailah ketika diperlukan saja. Ingat, kacamata adalah lensa, sama seperti mikroskop dan teropong. Sebagai lensa, ketiga alat tersebut fungsinya sama, yakni untukmelihat benda yang tidakkelihatan. Jadi, haruskah kita selalu memakai mikroskop? Atau menyetir mobil menggunakan teropong? Pakailah alat tersebut sesuai namanya. Mikroskop, berarti untuk melihat benda mikro (benda kecil), jangan untuk melihat kuda. Rabun jauh, berarti, kacamata hanya dipakai untuk melihat jauh. Ketika membaca buku, menulis, mengetik melihat HP dan seterusnya; kacamata boleh dilepas.
- Tetapi, jika kacamata tidak dipakai secara teratur, bukankah akan semakin parah? Sesungguhnya, tambah parah atau tidak, itu bukan fungsi kacamata. Ingat, fungsi lensa adalah untuk melihat benda yang tidak kelihatan, bukan untuk memperbaiki atau mencegahkerusakan. Secara sederhana, ukuran kacamata itu mengikuti tinggi badan. Seorang anak yang menderita rabun jauh, ukuran kacamatanya akan cepat bertambah, karena tinggi badannya juga cepat bertambah. Apakah dengan rajin berkacamata, tinggi badan tidak akan bertambah? Pasti tidak ada hubungannya. Apakah dengan rajin minum vitamin A, tinggibadannya tidak bertambah? Juga tidak ada hubungannya. Artinya, meskipun rajin berkacamata, meskipun rajin minum vitamin A, tinggi badan tetap bertambah. Jika tinggi badan bertambah, berarti ukurannya kacamatanya juga bertambah.
- Bagaimana dengan lensa kontak? Apakah aman? Tentu saja aman, kalau prosedurnyaditaati, misalnya cara memasang dan melepas, tempat penyimpanan, berapa lama boleh dipakai, kapan harus dilepas dan sebagainya. Pada dasarnya, memang ada kondisi tertentu, di mana lebih baik menggunakan lensa kontak dan bukan kacamata. Misalnya, olahragawan. Tentu sangat aneh dan bahkan bisa berbahaya, jika pemain sepak bola mengenakankacamata ketika sedang bermain bola. Atau, untuk orang yang berkacamata tebal, tentu terasa tidak nyaman dan terasa berat jika mengenakan kacamata.
- Seorang ibu yang berkacamata tebal, apakah aman jika melahirkan secara normal? Memang, orang yang berkacamata tebal, punya risiko untuk mengalami lepasnya retina. Jika retina lepas, tentu penglihatannya akan hilang dengan mendadak. Akan tetapi, sebenarnya hal demikian tidak ada hubungannya dengan persalinan. Para dokter spesialis mata lebih khawatir pada kondisi yang lain, yakni ketika seseorang menjelang persalinan mengalami hipertensi, apalagi disertai kejang. Pada kondisi demikian, bisa terjadi penglihatannyamendadak hilang. Dan itu adalah kondisi gawat darurat.